A. Judul
Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Surat
Pribadi pada Mata Pelajaran Bahasa Sunda Melalui Penggunaan Strategi Pembelajaran IREX
B. Penulis
Nama : Drs. Nasim Hendra Sutiana
Jabatan : Kepala SD Negeri 2 Sukajaya
No. Hp : 081321421956
C. Abstrak dan Kata
Kunci
Abstrak
Kata Kunci: Peningkatan, Kemampuan, Menulis Surat
Pribadi, Strategi Pembelajaran IREX
Dalam mencapai tujuan pembelajaran menulis
surat pribadi pada mata pelajaran Bahasa Sunda, siswa kelas V SD Negeri 2
Sukajaya menghadapi kendala, yang disebabkan oleh penggunaan strategi
pembelajaran yang kurang tepat. Akibatnya, kemampuan siswa dalam memenuhi
tuntutan, dinilai kurang. Untuk mengatasi masalah ini digunakan strategi
pembelajaran IREX. Guna membuktikan efektivitas strategi tersebut dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis surat pribadi, maka dilakukan penelitian tindakan
kelas. Setelah menempuh serangkaian kegiatan yang telah direncanakan, secara
bertahap kemampuan siswa meningkat. Ini dapat terjadi berkat kesungguhan guru
dalam mengelola proses pembelajaran. Selain itu juga, adanya kemauan untuk
berubah pada siswa, sebagai efek dari penggunaan strategi pembelajaran IREX.
D. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Masalah
Keberhasilan
siswa mempelajari mata pelajaran bahasa Sunda dapat dilihat dari tingkat
penguasaannya terhadap keseluruhan kompetensi dasar yang tercantum dalam
kurikulum. Apabila masih terdapat salah satu kompetensi dasar yang kurang
dikuasai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, hal ini berarti siswa
tersebut dinilai kurang berhasil. Pernyataan seperti ini ditegaskan pula oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 1) bahwa,
Tujuan pembelajaran mata
pelajaran bahasa Sunda di setiap sekolah, yaitu untuk membekali siswa dengan
kemampuan menggunakan bahasa Sunda yang baik dan benar melalui empat
keterampilan berbahasa. Siswa dikatakan berhasil apabila setelah mengikuti
proses pembelajaran dapat menguasai setiap kompetensi yang dipelajari.
Ketentuan
di atas hendaknya dijadikan acuan, termasuk juga oleh guru yang mengajar mata pelajaran
bahasa Sunda di kelas V SD Negeri 2 Sukajaya. Jadi, apabila masih terdapat
siswa binaannya yang dinyatakan kurang berhasil menguasai suatu kompetensi
dasar setelah mengikuti proses pembelajaran, hal ini berarti proses
pembelajaran tersebut dinilai kurang berhasil, seperti yang terjadi dalam
pembelajaran menulis surat pribadi. Berdasarkan hasil refleksi terhadap konteks
surat pribadi yang ditulis siswa diperoleh gambaran kemampuan masing-masing
masih jauh dari yang diharapkan.Untuk lebih jelasnya, hasil refleksi tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Siswa
yang terkategori cukup mampu memenuhi tuntutan pembelajaran menulis surat
pribadi, ada 8 orang atau mencapai 36
%. Surat pribadi yang ditulisnya akan sempurna apabila ditulis sesuai dengan ketentuan.
Selain itu, hal-hal yang belum jelas sebagai dampak pilihan kata dan konteks
kalimat yang kurang tepat, harus diperbaiki. Hal ini belum dilakukan oleh
mereka pada saat menyunting surat yang ditulisnya. Oleh karena itu, kemampuan
mereka dinilai dengan skor 75. Nilai tersebut berada di antara rentang 71
sampai 80, yang berarti cukup mampu.
2. Siswa
yang terkategori kurang mampu memenuhi tuntutan pembelajaran menulis surat
pribadi adalah selebihnya dari mereka, yakni 14
orang atau mencapai 64 %. Rata-rata pada surat pribadi yang
ditulis masing-masing dinilai kurang, baik dilihat dari segi segi kebahasaan
maupun struktur tulisan. Oleh karena itu, kemampuan mereka dinilai dengan skor
67. Nilai tersebut berada di antara rentang 61 sampai 70, yang berarti kurang
mampu.
Kekurangberhasilan
sebagian besar siswa dalam menguasai kompetensi dasar tersebut, sangat erat
kaitannya dengan pengelolaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran itu tidak
terjadi begitu saja, melainkan adanya sinergitas berbagai komponen yang
menunjang, termasuk di dalamnya adalah komponen strategi. Strategi yang kurang
tepat bukan hanya berakibat pada proses belajar siswa menjadi kurang bermakna
tetapi juga hasil belajarnya kurang mencapai target pembelajaran. Ada
kecenderungan yang kuat karena faktor ini kurang dipenuhi akibatnya guru dan
siswa mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran menulis surat
pribadi.
Sehubungan
dengan komponen ini Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 9) mengemukakan sebagai
berikut.
Strategi pembelajaran, yaitu pola
keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program
pembelajaran keterampilan tertentu. Program tersebut dirancang dapat
menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan
aktivitas mental dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Sepandangan
dengan ahli di atas, dikemukakan Mujiono (dalam Iskandarwassid dan Sunendar, (2008:
9) bahwa
Strategi pembelajaran diartikan sebagai
kegiatan pengajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi
antara aspek-aspek dan komponen pembentuk sistem instruksional, di mana untuk
itu pengajar menggunakan siasat tertentu.
Lebih lanjut
ahli tersebut mengemukakan sebagai berikut. Karena sistem instruksional
merupakan suatu kegiatan, maka pemikiran dan pengupayaan pengonsistensian
aspek-aspek komponennya tidak hanya sebelum dilaksanakan, tetapi juga pada saat
dilaksanakan. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu rancangan tidak
selalu tepat pada saat dilakukan. Dengan demikian, strategi pembelajaran
memiliki dua dimensi sekaligus, yakni strategi pembelajaran pada dimensi
perancangan dan strategi pembelajaran pada dimensi pelaksanaan (Mujiono dalam
Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 9).
Dari pengertian
strategi yang diberikan oleh para ahli tersebut diperoleh gambaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu pembelajaran sangat diperlukan
strategi pembelajaran yang memungkinkan seluruh siswa beroleh kemudahan dalam
mempelajari suatu kompetensi yang diinginkan. Pemilihan strategi ini menjadi
tugas guru, baik pada saat merancang pembelajaran maupun pada saat melaksanakan
pembelajaran. Apabila tuntutan ini kurang dapat dipenuhi oleh guru, tipis
kemungkinannya siswa akan belajar secara bermakna, dan apalagi dapat mencapai
tujuan yang diharapkan, seperti yang terjadi dalam pembelajaran menulis surat
pribadi. Karena kurang memperhatikan tuntutan ini, akhirnya proses dan hasil
belajar sebagian besar siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya kurang mencapai
target yang diinginkan. Kekurangbermaknaan siswa saat menempuh proses
pembelajaran menulis surat pribadi, dapat direfleksi oleh guru, seperti
diuraikan berikut.
1. Saat
proses pembelajaran menulis surat pribadi sedang berlangsung, aktivitas belajar
siswa lebih didominsasi siswa yang sudah terbiasa aktif di kelas.
2. Aktivitas
guru saat itu lebih terfokus pada tersampaikannya materi ajar kepada siswa
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Antarsiswa
tidak terjadi saling belajar, yang disebabkan oleh kurang adanya pengondisian
ke arah itu.
Itu sebabnya
kemampuan sebagian besar siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran menulis
surat pribadi, kurang mencapai sasaran. Untuk itu, guru dan siswa perlu
melakukan perbaikan pembelajaran menulis surat pribadi yang bersandar pada
strategi yang memungkinkan terjadinya proses instruksional yang bermakna bagi
siswa guna mencapai tujuan secara optimal. Salah satu strategi pembelajaran
yang dipandang memungkinkan terjadinya hal itu dan ini perlu dibuktikan, adalah
strategi pembelajaran memadukan tiga unsur penting dalam kegiatan menulis,
yakni ide (inspsiration), tatacara (research), dan pengalaman (experience). Strategi ini untuk kemudian
disebut juga strategi IREX. Menurut
Alwasilah dan Suzanna (2007: 150) “Strategi IREX
(Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman) merupakan
suatu perpaduan yang akan menuntun pembelajar dalam menulis yang diinginkan.
Ketiga komponen tersebut saling terkait dalam proses kreatif”. Sehubungan
dengan fungsi komponen masing-masing dalam menulis, dijelaskan kedua ahli
tersebut sebagai berikut.
Inspirasi atau ide, tidak datang
dengan sendirinya pada diri seseorang. Hal ini dapat diperoleh melalui berbagai
cara, termasuk melalui diskusi dengan teman. Fungsi komponen ini yaitu sebagai existing theories yang merupakan temuan
atau hasil penelitian terdahulu. Sementara tata cara (riset) berfungsi untuk
memperkuat argumen suatu tulisan benar berdasarkan ketentuannya. Kedua komponen
ini akan lebih baik dalam menghasilkan sebuah tulisan apabila disertai
pengalaman yang berfungsi mengukuhkan ide yang ingin disampaikan.
Sepintas
lalu dari uraian tentang ketiga komponen penting dalam menulis di atas,
diperoleh suatu gambaran untuk lebih menguatkan strategi ini akan membawa
dampak positif, baik pada proses maupun hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis
surat pribadi. Dasar pertimbangan lain perlunya siswa kelas V SD Negeri 2
Sukajaya menempuh ketiga tahapan komponen tersebut, antara lain:
1. dalam
menulis surat pribadi, sangat diperlukan ide yang sesuai dengan tema tulisan,
termasuk juga oleh siswa kelas V SD Negeri 3 Pajaten;
2. untuk
menghasilkan sebuah surat pribadi yang diinginkan, siswa kelas V SD Negeri 2
Sukajaya perlu memahami benar tata caranya;
3. pengalaman
siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat pribadi sangat penting,
tentunya untuk memperoleh hasil tulisan yang lebih baik daripada sebelumnya.
Besar
harapan melalui penggunaan strategi IREX(Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman)ini akan meningkatkan kemampuan seluruh siswa kelas
V SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat
pribadi yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Atas dasar pertimbangan
itulah yang telah mendorong kepada semua pihak (guru, siswa, dan penulis) untuk
melakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada pengembangan kompetensi
siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat pribadi berdasarkan
strategi IREX (Inspriration = Ide, Research = Tatacara, and Experience= Pengalaman).
b.
Rumusan
Masalah
Bertolak
dariuraian latar belakang masalah di atas, apa yang menjadi pokok masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana
langkah-langkah penggunaan strategi IREX
(Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman) untuk
meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Sunda
di kelas V SD Negeri 2Sukajaya?
2. Apakah
penggunaan strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman) dapat meningkatkan kemampuansiswa kelas V SD
Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Sunda?
c.
Tujuan
Penelitian
Selain
ditujukan untuk menindaklanjuti persoalan yang ada kaitannya dengan kondisi
awal yang dihadapi guru dan siswa, juga terdapat tujuan lain dalam melakukan
penelitian ini, yakni sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman) untuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi pada mata
pelajaran bahasa Sunda di kelas V SD Negeri 2 Sukajaya.
2. Untuk
mengetahui penggunaan strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD
Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat pribadi.
d.
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian ini akan memberikan manfaat kepada semua pihak, seperti dijelaskan
berikut.
1.
Secara
Teoretik
1) Bagi
penulis dapat mengetahui langkah-langkah dan efektivitas penggunaan strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman) untuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi pada siswa kelas
V SD Negeri 2 Sukajaya.
2) Bagi
guru yang bertugas sebagai kolabolator, akan menambah satu kekayaan lagi dalam
mengelola proses pembelajaran menulis surat pribadi berdasarkan langkah-langkah
strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman).
3) Bagi
siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya akan menambah strategi belajar yang
sebelumnya tidak dimiliki, khususnya guna memenuhi tuntutan menulis teks
berita.
4) Bagi
guru dan siswa di kelas lain di sekolah tersebut akan memperoleh hal yang sama,
yakni pengetahun baru tentang proses belajar menulis surat pribadi berdasarkan
langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and
Experience = Pengalaman).
2.
Secara
praktis
1) Bagi
penulis dapat memberikan pengalaman langsung dalam mengelola proses
pembelajaran menulis surat pribadi berdasarkan langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman).
2) Bagi
guru yang menjadi kolabolator akan memperoleh pengalaman langsung dalam
mengelola proses pembelajaran menulis surat pribadi berdasarkan langkah-langkah
strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman).
3) Bagi
siswa kelas V SD Negeri 2 Sukajaya dapat mengalami langsung cara belajar
menulis surat pribadi berdasarkan langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman). Lebih dari itu, kemampuan siswa pun
dalam menulis surat pribadi dapat berkembang dengan baik.
4) Bagi
guru dan siswa lain di sekolah ini akan beroleh tolok ukur dalam melakukan
pembelajaran menulis surat pribadi berdasarkan langkah-langkah strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman).
E.
Kajian
Teori
a.
Menulis
Surat Pribadi
a)
Pengertian
Surat Pribadi
Surat
pribadi adalah bentuk komunikasi tulis (surat-menyurat) yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain sebagai pribadi, bukan sebagai wakil atau utusan
yang berkaitan dengan kelembagaan, kedinasan, atau resmi. Contohnya surat
undangan ulang tahun/pernikahan, surat izin tidak masuk sekolah/kerja, atau
surat yang dikirim seseorang kepada orang tua/sahabat.
b)
Sistematika Penulisan dan
Bahasa Surat Pribadi
Sistematika
penulisan dan bahasa yang digunakan dalam surat pribadi lebih fleksibel (tidak
terlalu terikat oleh aturan baku). Namun secara umum, bagian-bagian surat pribadi
meliputi sebagai berikut.
1.
Tanggal surat, perlu dicantumkan nama kota tempat
penulisan surat.Contoh: Batu, 15 November 2007
2.
Alamat surat, minimal dicantumkan nama orang yang
dikirimi surat.
Contoh:
Menjumpai sahabatku Priyo
di
Kota Hujan
3.
Salam pembuka, bebas menggunakan salam-salam khusus
dengan tetap memperhatikan norma kesopanan.
Contoh:
Halo Syahden
Salam
kangen
4) Isi
surat,
boleh menggunakan bahasa sesuai dengan keinginan kita, panjang pendeknya tidak
dibatasi, namun tetap memperhatikan etika atau rasa hormat kepada orang yang
kita kirimi.
5) Salam
penutup,
dapat menggunakan salam khusus sesuai usia orang yang kita kirimi surat.
Contoh: Salam rindu dari sahabatmu
c)
Tahapan
dalam Proses Menulis Surat Pribadi
Tahapan
atau proses penulisan menurut Semi (2007: 46), bila dilihat secara garis besar
dapat dibagi atas tiga tahap, seperti diuraikan berikut.
1) Tahap
pratulis, yang terdiri dari empat jenis, yaitu:
a) menetapkan
topik, artinya, memilh secara tepat dari berbagai topik yang ada;
b) menetapkan tujuan, artinya, menentukan apa
yang hendak dicapai atau diharapkan penulis dengan tulisan yang hendak
ditulisnya;
c) mengumpulkan
informasi pendukung, artinya, sebuah topik yang ditulis akan layak ditulis
setelah dikumpulkan informasi yang memadai tentang informasi tersebut;
d) merancang
tulisan, artinya, topik tulisan yang telah ditetapkan dipilahpilah menjadi
subtopik atau sub-subtopik;
2) Tahap
penulisan, bekonsentrasi pada empat hal, yaitu:
a) konsentrasi
terhadap gagasan pokok tulisan;
b) konsentrasi
terhadap tujuan tulisan agar tulisan tidak melenceng ke tujuan lain;
c) konsentrasi
terhadap kriteria calon pembaca, artinya, pada saat menulispenulis selalu
mengingat siapa calon pembacanya;
d) konsentrasi
terhadap kriteria penerbitan, khususnya untuk tulisan yang akan diterbitkan.
3) Tahap
pascatulis, yaitu tahap penyelesaian akhir tulisan yang terdiri dari dua
kegiatan utama, yaitu:
a) kegiatan
penyuntingan, yaitu, kegiatan membaca kembali dengan teliti draf tulisan dengan
melihat ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan tulisan, calon pembaca, dan
kriteria penerbitan. Selain melihat ketepatan dan gaya penulisan, juga
penambahan yang kurang serta penghilangan yang berlebihan;
b) penulisan
naskah jadi., yaitu, kegiatan terakhir yang dilakukan. Setelah penyuntingan
dilakukan, barulah naskah jadi ditulis ulang dengan rapi.
b.
Strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, and Experience =
Pengalaman)
Strategi IREX (Inspiration = Ide, Research =
Tatacara, and Experience =
Pengalaman) memiliki arti tersendiri, dan ini menunjukkan karakternya.Mengenai
strategi belajar ini, Alwasilah dan Suzanna (2007: 150) mengemukakan sebagai
berikut.
Strategi IREX (Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman) merupakan
suatu strategi pembelajaran dengan cara memadukan ide dengan tata cara dan
pengalaman menulis. Siasat ini akan mengenai sasaran apabila pengajar mampu
menuntun pembelajar dengan baik pada tuntutan menulis yang diinginkan.
Lebih lanjut
Alwasilah dan Suzanna (2007: 150) mengemukakan sebagai berikut.
Ketiga
komponen tersebut saling terkait erat dalam proses kreatif. Tanpa adanya ide
yang jelas, mana mungkin bisa memulai menulis. Demikian pun tanpa memahami tata
cara dan tidak memiliki pengalaman menulis, akan susah mewujudkan tulisan yang
diinginkan.
Sehubungan
dengan fungsi komponen masing-masing dalam menulis, dijelaskan Alwasilah dan
Suzanna (2007: 150) sebagai berikut.
Inspirasi atau ide, tidak datang
dengan sendirinya pada diri seseorang. Hal ini dapat diperoleh melalui berbagai
cara, termasuk melalui diskusi dengan teman. Fungsi komponen ini yaitu sebagai existing theories yang merupakan temuan
atau hasil penelitian terdahulu. Sementara tata cara (riset) berfungsi untuk
memperkuat argumen suatu tulisan benar berdasarkan ketentuannya. Kedua komponen
ini akan lebih baik dalam menghasilkan sebuah tulisan apabila disertai
pengalaman yang berfungsi mengukuhkan ide yang ingin disampaikan.
Bertolak
dari sudut pandang ahli di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa strategi
pembelajaran menulis dengan cara memadukan komponen-komponen penting, seperti
ide tau gagasan, metode penulisan, dan sumber pengalaman merupakan strategi
belajar menulis yang memungkinkan pembelajar mendapatkan suatu kemudahan dalam
mewujudkan tulisan tertentu.
Sepintas
lalu dari pendapat para ahli di atas, diperoleh suatu gambaran untuk lebih
menguatkan strategi ini akan membawa dampak positif, baik pada proses maupun
hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis surat pribadi. Seperti telah
dikemukakan bahwa untuk memulai menulis sangat diperlukan adanya ide. Ide
adalah gagasan pokok atau suatu konsep yang akan dikembangkan menjadi sebuah
tulisan yang diinginkan. Berbekal ide saja dalam menulis, tidak cukup. Penulis
pun harus memahami benar tentang tata cara penulisan yang diinginkan, baik
jenis atau bentuk tulisannya maupun komponen-komponen penting dalam tulisan,
seperti penggunaan ejaan yang benar, pemilihan kata yang tepat, penyusunan
kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang kohesif dan koheren. Kedua bekal
tersebut akan lebih lengkap jika disertai dengan pengalaman menulis yang
serupa. Hal ini patut dimiliki oleh peserta didik yang menginginkan sebuah
tulisansurat pribadi yang diharapkan.
Setiap
strategi pembelajaran selain memiliki keunggulan juga tidak lepas dari
kelemahannya. Demikian pun dengan strategi IREX
(Inspiration = Ide, Research = Tatacara, and Experience = Pengalaman). Mengenai
keunggulan strategi ini dikemukakan Alwasilah dan Suzanna (2007: 150), antara
lain:
1) membekali
siswa dengan teknik menulis yang benar, yang dimulai dari adanya inspirasi atau
ide, menggunakan tata cara yang tepat dengan bentuk atau jenis tulisan, dan
mendayagunakan pengalaman;
2) siswa
dapat belajar menulis lebih bermakna dalam mempelajari suatu tulisan yang
diinginkan;
3) memudahkan
siswa dalam mencapai tujuan menulis yang dipelajari;
4) meningkatkan
aktivitas dan kreativitas siswa dalam mengolah pikiran;
5) mempermudah
guru dalam membimbing dan mengarahkan siswa pada saat mempelajari sebuah
tulisan yang diinginkan.
Meski
terdapat sisi keunggulannya, tetap saja perlu pemikiran guru dan siswa, agar
masing-masing dapat berlaku sebagaimana yang diharapkan. Hal ini seperti
ditegaskan Iskandarwassid dan Sunendar
(2008: 9) bahwa,
Sebaik apa pun suatu strategi yang
dipilih tetapi apabila dalam penggunaannya kurang memenuhi aturan dan apalagi
menyimpang dari aturan, tetap saja keunggulannya tidak akan berasa oleh guru
dan siswa.
Hal
ini bertolak dari pemikiran tentang pentingnya suatu strategi dipahami oleh
guru, baik pada dimensi fungsi strategi saat perancangan maupun dimensi fungsi
strategi dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti dikutip berikut “Strategi
pembelajaran memiliki dua dimensi sekaligus, yakni strategi pembelajaran pada
dimensi perancangan dan strategi pembelajaran pada dimensi pelaksanaan”
(Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 9).
Terlepas
dari kepentingan itu, strategi ini pun memiliki kelemahan yang harus dipahami
dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya oleh guru.
Secara
ringkas, Alwasilah dan Suzanna (2007: 150) mengemukakan kelemahan dari strategi
ini, yaitu:
1) seluruh
siswa belum tentu memiliki ide, mengetahui tata cara menulis yang benar, dan
kaya dengan pengalaman menulis;
2) memadukan
ide dengan tata cara menulis dan
pengalaman yang menarik bukan hal yang mudah, terutama bagi siswa yang tidak
terbiasa menulis;
3) memerlukan
waktu yang cukup lama;
4) dalam
proses pendampingan siswa, harus dilakukan secara adil dan terarah, tidak boleh
mengabaikan arti penting masing-masing, karena baik ide maupun tata cara dan
pengalaman ketiga merupakan satu kesatuan yang akan membentuk tulisan tertentu;
5) guru
terkadang kurang memiliki kemampuan dalam memenuhi ketiga komponen sekaligus,
sehingga yang diajarkan kepada siswa lebih bersifat teori, sedangkan
implementasi kurang diberikan.
Untuk mengatasi beberapa kelemahan di
atas, guru dan siswa harus berusaha memenuhinya. Artinya, setiap kelemahan
tersebut dipenuhi oleh masing-masing, agar tidak terjadi kekurangan yang akan
berdampak pada proses kretivitas menulis menjadi terhambat.
F. Metode Penelitian
Dalam proses pemecahan masalah penelitian tindakan kelas
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Penggunaan metode tersebut merujuk pada pendapat Rochiati (dalam
Kunandar, 2009: 46), seperti dikutip berikut.
Penelitian tindakan kelas
termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja
bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk
kata-kata. Peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan data, dan
proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan pada
pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu
tindakan.
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.
Hasil
Penelitian
a)
Deskripsi
Siklus 1
Melalui
upaya ini diperoleh catatan sebagai berikut.
1) Aktivitas
guru dan siswa pada tahap kegiatan awal, tampak ada kesan kaku, yang disebabkan
oleh belum terbiasa memulai kegiatan pembelajaran seperti itu.
2) Motivasi
yang dilakukan guru, cukup menyentuh perasaan siswa, yang tampak dari semangat
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran menulis surat pribadi berdasarkan
langkah-langkah melalui penggunaan strategi IREX
(Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and Experience=Pengalaman).
3) Sebagian
besar waktu pada kegiatan inti, lebih
banyak digunakan guru untuk menyajikan materi, dan sisanya digunakan untuk
mengerjakan tugas, membahas hasil penugasan, dan uji kompetensi.
4) Sebagian
besar siswa kurang aktif dalam bertanya jawab, baik dengan guru maupun siswa.
5) Tugas
guru, baik sebagai mediator maupun fasilitator bagi siswa, dinilai masih
kurang. Hal ini karena pembelajaran lebih mengutamakan tersampaikannya materi
ajar kepada siswa. Hal ini telah berdampak kurang baik terhadap aktivitas
belajar siswa, baik pada saat menentukan tema berita, membuat kerangka teks berita,
dan mengembangkannya menjadi surat pribadi yang diinginkan.
6) Dalam
menghadapi situasi tersebut, tidak ada upaya yang dilakukan guru, sehingga
sampai pada akhir kegiatan inti siswa tampak masih menghadapi masalah dalam menulis
surat pribadi yang diinginkan.
Berdasarkan hasil refleksi,
diperoleh gambaran sebagai berikut.
1) Kinerja
guru dalam mengelola proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui
penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman), diketahui meningkat. Peningkatan kinerja guru
tersebut ditunjukkan oleh aktivitas yang menunjukkan kemampuannya dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi serta menindaklanjuti hasilnya. Berdasarkan hasil penilaian kedua
orang pengamat, diperoleh rata-rata nilai cukup mampu untuk masing-masing tahap
dalam proses pembelajaran tersebut.
2) Kinerja
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui
penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman), diketahui meningkat. Hal ini diketahui dari
partisipasi, minat, perhatian, dan motivasi masing-masing siswa yang sebelumnya
banyak yang tidak partisipasi, tidak berminat, tidak perhatian, dan tidak
bermotivasi setelah melalui penggunaan strategi menjadi meningkat pada kategori
kedua dan ketiga. Dari 22 orang siswa, yang sebelumnya diketahui ada 20 orang
yang tidak partisipasi, tidak berminat, tidak perhatian, dan tidak bermotivasi
meningkat menjadi kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian, dan
kurang bermotivasi. Sementara itu, 2 orang siswa lainnya yang sebelumnya
diketahui kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian, dan kurang
bermotivasi menjadi cukup partisipasi, cukup berminat, cukup perhatian, dan
cukup bermotivasi. Peningkatan tersebut didasarkan pada hasil penilaian
pengamat, seperti tertuang pada tabel 4.2.
3) Dari
22 orang siswa diketahui ada 12 orang (54%) yang dinyatakan cukup mampu
memenuhi tuntutan pembelajaran menulis surat pribadi, yakni menentukan
tema. Sementara itu, selebihnya dari
mereka, yakni 10 orang siswa (46%) dinyatakan kurang mampu memenuhi kedua
tuntutan tersebut dan memproleh skor rata-rata 67.
4) Belum
mencapainya target kinerja yang diharapkan, baik oleh guru maupun siswa lebih
disebabkan karena masing-masing belum terbiasa dengan langkah-langkah belajar
menggunakan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman). Oleh karena itu, masih banyak siswa yang dinilai
kurang mampu memenuhi kedua tuntutan pembelajaran. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka pada PTK siklus 2, akan diupayakan hal-hal berikut.
(1) Persiapan
guru harus ditingkatkan, terutama dalam memahami langkah-langkah pengelolaan
proses pembelajaran berdasarkan tuntutan melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman).
(2) Guru
harus mampu mempertahankan dan meningkatkan hal-hal yang sudah cukup baik dalam
mengelola proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration= Ide, Research=
Tatacara, and Experience=
Pengalaman). Guru harus mampu meningkatkan partisipasi, minat, perhatian, dan
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui
penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman). Hal-hal yang dianjurkan untuk itu, di antaranya
mengaktifkan siswa melalui tanya jawab, pemberian tugas secara kelompok,
pemberian penghargaan dan sanksi kepada siswa yang layak untuk mendapatkannya.
5) Kinerja
siswa meski meningkat, tetapi belum mencapai harapan, baik dilihat dari
partisipasi, perhatian, minat, dan motivasi. Hal ini lebih disebabkan oleh
karena siswa belum terbiasa dengan langkah-langkah belajar menggunakan strategi
IREX (Inspiration= Ide, Research=Tatacara,
and Experience= Pengalaman). Oleh
karena itu, kepada siswa disarankan agar pada PTK siklus 2 mulai membiasakan
diri dengan langkah-langkah belajar bermakna. Adapun caranya untuk itu, yakni
sebagai berikut.
(1) Miliki
persiapan fisik dan mental, agar dapat berkonsentrasi pada langkah-langkah
belajar yang akan dijelaskan guru.
(2) Bertanyalah
kepada guru apabila ada di antara langkah-langkah belajar yang kurang dan atau
belum dipahami dengan baik. Tidak usah ragu apalagi merasa malu untuk itu.
(3) Belajarlah
secara sungguh-sungguh, yang ditunjukkan dengan cara berpartisipasi secara
aktif, pusatkan perhatian pada apa yang sedang dipelajari, minat dan motivasi
belajar terus tingkatkan dengan cara fokus pada tujuan yang ingin dicapai setelah
mengikuti proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman). Selain
itu, berusahalah untuk mencapai penghargaan yang akan diberikan guru, dan
takutlah dengan sanksi yang akan diberikannya apabila kurang baik dalam proses
dan hasil belajar.
(4) Saling
belajarlah dengan baik, karena masing-masing memiliki kelebihan yang sangat
diperlukan oleh yang lain. Berjiwa lapanglah dalam memberi dan menerima masukan
yang ditujukan untuk kebaikan.
b) Deskripsi Siklus 2
Melalui
upaya ini diperoleh catatan sebagai berikut.
1) Aktivitas
guru dan siswa pada tahap kegiatan awal, mulai terbiasa dengan langkah-langkah
prapembelajaran menulis surat pribadi berdasarkan tuntutan melalui penggunaan
strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman). Guru dan
siswa sudah tidak kaku lagi, sehingga kegiatan awal dapat berlangsung cukup
baik dari sebelumnya (kegiatan awal pada PTK siklus 1).
2) Guru
cukup berhasil memotivasi siswa, dengan cara akan memberikan penghargaan (reward) bagi siapa saja di antara
siswanya yang berhasil mencapai hasil belajar lebih baik, dan kepada siswa yang
kurang berhasil akan diberikan sanksi berupa pemberian tugas individu yang akan
ditentukan nanti setelah proses pembelajaran siklus 2 berlangsung. Melalui
upaya tersebut, ada peningkatan pada sikap siswa yang ditunjukkan oleh
partisipasi, perhatian, minat, dan motivasi belajarnya pada tahap pratindakan.
3) Pada
kegiataninti siklus 2, peran guru dan siswa sudah cukup mengenai sasaran. Guru
tidak lagi menghabiskan waktu untuk menyajikan materi, melainkan lebih banyak
membimbing dan mengarahkan siswa pada proses belajar yang sebenarnya dalam
memenuhi tuntutan pembelajaran menulis surat pribadi. Demikian pun dengan
proses belajar siswa, tampak lebih baik dari sebelumnya, yang ditunjukkan oleh
partisipasi masing-masing, perhatian terhadap penjelasan guru dan tugas, minat
dan motivasi mengikuti proses pembelajaran. Tidak diketahui lagi adanya siswa
yang kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari yang
sebelumnya segan untuk bertanya kepada guru, pada siklus 2 sudah mulai banyak
siswa yang berani bertanya kepada guru, terutama tentang cara-cara memenuhi tuntutan
pembelajaran.
4) Terhadap
siswa yang mengalami kesulitan dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran,
guru memberikan jalan keluar dengan cara memahamkan siswa pada tuntutan
tersebut. Sebelum siswa tersebut dapat keluar dari kesulitannya, guru belum
beranjak dari tempat duduk siswa yang bersangkutan. Tindakan ini, disambut
dengan baik oleh siswa, dan karena itu pula yang bersangkutan dapat belajar
lebih baik dalam suasana yang menyenangkan.
5) Guru
sudah mampu menebar pandangan kepada seluruh siswa, yang ditunjukkan oleh
perhatiannya pada siapa saja yang menghadapi kesulitan dalam memenuhi tuntutan
pembelajaran, maka segeralah ia membantu mencarikan jalan keluarnya hingga
lepas dari kesulitan tersebut.
6) Saat
siswa sedang memenuhi tuntutan pembelajaran, guru berusaha memfasilitasi apa
yang dibutuhkan siswa. Oleh karena itu, proses belajar siswa tampak lebih
menyenangkan daripada sebelumnya.
Adapun
hasil refleksi yang telah dilakukan, sebagai berikut.
1) Kinerja
guru dalam mengelola proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui
penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman), diketahui lebih baik dari siklus sebelumnya.
Peningkatan kinerja guru tersebut ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi
serta menindaklanjuti hasilnya. Berdasarkan hasil penilaian kedua orang
pengamat, diperoleh rata-rata nilai cukup mampu untuk masing-masing tahap dalam
proses pembelajaran tersebut.
2) Kinerja
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui
penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman), diketahui lebih baik dari siklus sebelumnya. Hal
ini diketahui dari partisipasi, minat, perhatian, dan motivasi masing-masing
siswa yang sebelumnya (pada siklus 1) banyak yang kurang partisipasi, kurang berminat,
kurang perhatian, dan kurang bermotivasi setelah melalui penggunaan strategi
menjadi meningkat pada kategori ketiga dan keempat. Dari 22 orang siswa, diketahui
ada 20 orang (90%) yang sebelumnya kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian,
dan kurang bermotivasi meningkat menjadi cukup partisipasi, cukup berminat, cukup
perhatian, dan cukup bermotivasi. Sementara itu, 2 orang siswa (10%) lainnya
yang sebelumnya diketahui cukup partisipasi, cukup berminat, cukup perhatian,
dan cukup bermotivasi menjadi mampu berpartisipasi, minatnya lebih tinggi, mampu
memperhatikan, dan lebih bermotivasi. Peningkatan tersebut didasarkan hasil
penilaian pengamat, seperti tertuang pada tabel 4.4.
3) Dari
22 orang siswa diketahui ada 19 orang (86%) yang dinyatakan cukup mampu
memenuhi tuntutan pembelajaran menulis surat pribadi , yakni menentukan tema,
membuat kerangka, maupun mengembangkan kerangka menjadi surat pribadi yang
diinginkan. Sementara 3 orang siswa
lainnya (14%) dinyatakan masih kurang mampu memenuhi setiap tuntutan tersebut, sehingga diperoleh skor rata-rata 72 dengan kategori cukup mampu.
4) Cukup
tercapainya target kinerja yang diharapkan, baik oleh guru maupun siswa lebih
disebabkan karena masing-masing sudah terbiasa dengan langkah-langkah belajar
menggunakan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and Experience=Pengalaman).
Untuk meningkatkan ke tarap yang lebih baik pada siklus 3, akan diupayakan
hal-hal berikut.
(1) Persiapan
guru harus dimatangkan lagi dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
menindaklanjuti hasilnya yang berorientasi pada pengelolaan proses pembelajaran
berdasarkan tuntutan melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and Experience=Pengalaman).
(2) Guru
harus mampu mempertahankan dan meningkatkan hal-hal yang sudah cukup baik dalam
mengelola proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui penggunaan strategi
IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman).
(3) Guru
harus mampu meningkatkan partisipasi, minat, perhatian, dan motivasi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui penggunaan strategi
IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman). Hal-hal
yang dianjurkan untuk itu, di antaranya mengaktifkan siswa melalui tanya jawab,
pemberian tugas secara kelompok, pemberian penghargaan dan sanksi kepada siswa
yang layak untuk mendapatkannya.
(4) Kinerja
siswa meski meningkat, tetapi belum mencapai harapan, baik dilihat dari
partisipasi, perhatian, minat, dan motivasi. Hal ini lebih disebabkan oleh
karena siswa belum terbiasa dengan langkah-langkah belajar menggunakan strategi
IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman). Oleh
karena itu, kepada siswa disarankan agar pada PTK siklus 2 mulai membiasakan
diri dengan langkah-langkah belajar bermakna. Adapun caranya untuk itu, yakni
sebagai berikut.
(1) Miliki
persiapan fisik dan mental, agar dapat berkonsentrasi pada langkah-langkah
belajar yang akan dijelaskan guru.
(2) Bertanyalah
kepada guru apabila ada di antara langkah-langkah belajar yang kurang dan atau
belum dipahami dengan baik. Tidak usah ragu, dan apalagi merasa malu untuk itu.
(3) Belajarlah
secara sungguh-sungguh, yang ditunjukkan dengan cara berpartisipasi secara
aktif, pusatkan perhatian pada apa yang sedang dipelajari, minat dan motivasi
belajar terus tingkatkan dengan cara fokus pada tujuan yang ingin dicapai
setelah mengikuti proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui penggunaan strategi
IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman). Selain
itu, berusahalah untuk mencapai penghargaan yang akan diberikan guru, dan
takutlah dengan sanksi yang akan diberikannya apabila kurang baik dalam proses
dan hasil belajar.
(4) Saling
belajarlah dengan baik, karena masing-masing memiliki kelebihan yang sangat
diperlukan oleh yang lain. Berjiwa lapanglah dalam memberi dan menerima masukan
yang ditujukan untuk kebaikan.
c)
Deskripsi
Siklus 3
Melalui
upaya siklus 3 diperoleh catatan sebagai berikut.
1) Aktivitas
guru dan siswa pada tahap kegiatan awal, tampak sudah terbiasa dengan
langkah-langkah prapembelajaran menulis surat pribadi berdasarkan tuntutan
melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman). Guru dan siswa merasa lebih baik dari kondisi pada
kegiatan awal sebelumnya (kegiatan awal pada PTK siklus 1 dan siklus 2).
2) Guru lebih
berhasil memotivasi siswa, yakni dengan cara akan memberikan penghargaan (reward) kepada siapa saja di antara
siswanya yang berhasil mencapai hasil belajar yang lebih baik pada PTK siklus 3,
dan kepada siswa yang kurang berhasil akan diberikan sanksi berupa pemberian
tugas individu yang akan ditentukan nanti setelah proses pembelajaran siklus 3
berlangsung. Melalui upaya tersebut, ada peningkatan pada sikap siswa yang
ditunjukkan oleh partisipasi, perhatian, minat, dan motivasi belajarnya pada
tahap pratindakan.
3) Pada
kegiatan inti siklus 3, peran guru dan siswa sudah mengenai sasaran. Materi pembelajaran
disajikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Selain itu, dilihat dari
cara penyajiannya lebih jelas. Hal ini sebagai dampak dari pemberian contoh
yang lebih akurat, baik untuk cara-cara menentukan tema, membuat kerangka,
maupun mengembangkan kerangka menjadi surat pribadi yang diinginkan. Demikian
pun dengan proses belajar siswa, tampak lebih baik dari sebelumnya, yang
ditunjukkan oleh partisipasi masing-masing, perhatian terhadap penjelasan guru
dan tugas, minat dan motivasi mengikuti proses pembelajaran. Tidak diketahui
lagi adanya siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses
pembelajaran. Dari yang sebelumnya segan untuk bertanya kepada guru, pada
siklus 3 seluruh siswa tampak memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru.
4) Kepada
siswa yang mengalami masih menemukan kesulitan dalam memenuhi setiap tuntutan
pembelajaran, guru memberikan jalan keluar dengan cara menjelaskan disertai
pemberian contoh yang akurat untuk lebih memahamkannya. Hal ini dilakukan guru
hingga siswa yang bersangkutan memperoleh jalan keluar dari kesulitannya itu.
Oleh karena itu, yang bersangkutan dapat belajar lebih baik dan menyenangkan.
5) Guru
mampu memberikan perhatian lebih dari sebelumnya kepada siswa. Itu sebabnya,
seluruh siswa dapat belajar secara bermakna.
6) Pada
saat siswa sedang memenuhi kedua tuntutan pembelajaran, yakni menentukan tema,
membuat kerangka, maupun mengembangkan kerangka menjadi surat pribadi yang
diinginkan, guru berusaha memfasilitasi apa yang dibutuhkan siswa. Upaya ini
cukup berhasil membuat seluruh siswa belajar lebih antusias.
Berdasarkan
hasil refleksi siklus 3, diperoleh gambaran tingkat keberhasilan sebagai berikut.
1) Kinerja
guru dalam mengelola proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman), diketahui
lebih baik dari siklus 1 dan siklus 2. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuannya
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi serta menindaklanjuti hasilnya. Hal ini dapat diketahui dari hasil
penilaian kedua orang pengamat diperoleh rata-rata nilai mampu untuk
masing-masing tahap kegiatan dalam proses pembelajaran tersebut.
2) Kinerja
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis surat pribadi melalui penggunaan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara,
and Experience=Pengalaman), diketahui
lebih baik dari siklus 1 dan siklus 2. Hal ini diketahui dari partisipasi,
minat, perhatian, dan motivasi masing-masing siswa tampak lebih baik. Peningkatan
tersebut didasarkan pada hasil penilaian pengamat, seperti tertuang pada tabel
4.6.
3) Dari
22 orang siswa diketahui ada 7 orang (32%) yang
dinyatakan cukup mampu memenuhi tuntutan pembelajaran menulis surat pribadi.
Selebihnya, yakni 15 orang siswa (68%)
dinyatakan mampu memenuhi setiap tuntutan tersebut, sehingga diperoleh skor rata-rata 86 yang berarti kategori mampu.
4) Dapat
tercapainya target kinerja yang diharapkan, baik oleh guru maupun siswa lebih
disebabkan oleh karena masing-masing sudah terbiasa dengan langkah-langkah belajar
menggunakan strategi IREX (Inspiration=Ide, Research=Tatacara, and
Experience=Pengalaman). Atas dasar pertimbangan itu, maka siklus PTK
berhenti hingga siklus 3.
b.
Pembahasan
Peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis surat pribadi dengan menggunakan strategi IREX (Inspiration = Ide, Research
= Tatacara, andExperience =
Pengalaman) dapat dilihat dari grafik berikut.
Grafik 4.1
Perbandingan Peningkatan Kemampuan Siswa
Siklus 1, Siklus 2, dan Siklus 3


Keterangan:



Kriteria 3 : Mampu
H.
Simpulan
dan Saran
Setelah
melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan membahas hasilnya, barulah dapat
diambil simpulan bahwa penggunaan strategi pembelajaran IREX cukup efektif
untuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi pada siswa kelas V SD Negeri
2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
Bertolak
dari simpulan di atas, penulis dapat mengajukan beberapa saran, yakni sebagai
berikut.
1. Untuk
memperoleh hasil yang lebih baik sehubungan dengan apa yang telah diperoleh
melalui penelitian ini, sebaiknya untuk ke depan langkah-langkah peningkatan
kompetensi siswa dalam menulis surat pribadi mengalami variasi, baik dalam cara
penyajian, memberi dan membimbing proses penyelesaian tugas, maupun teknik
mengevaluasinya.
2. Agar
diperoleh peningkatan yang lebih baik pada siswa, sebaiknya guru dan siswa
melaksanakan pembelajaran menulis surat pribadi sesuai dengan rencana, dan
saling berupaya untuk mencapai target yang diharapkan.
I. Sumber
Rujukan
Ahmadi,
Muksin. 1990. Strategi Belajar Mengajar
Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asah, Asih,
Asuh.
Akhadiah,
Sabarti. 2002. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A.
Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung:
PT. Kiblat Buku Utama.
Anshori, Dadang
S dan Khaerudin Kurniawan. 2005. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Pusat
Studi Literasi.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
BSNP. 2006. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Sunda SD.
Jakarta : Depdiknas.
Djauhari, Otong.
2001. Metode Penelitian Ilmiah.
Bandung : Yrama Widya.
Djuraid, Husnun
N. 2009. Panduan Menulis Berita. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Hasnun, Anwar.
2007. Pembinaan Menulis pada Siswa SD.
Yogyakarta: Andi Offset.
Hidayat, Kosadi.
1999. Perencanaan Pengajaran Bahasa
Indonesia. Bandung: Sinar Baru.
Iskandarwassid
dan Sunendar, Dadang. 2010. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung : Rosda Karya.
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Rajawali Press.
Komalasari, Oom.
2003. Penerapan Metode Literasi dalam
Pembelajaran menulis Karangan Deskripsi di Kelas I SLTP Negeri 4 Kawali.
Tidak Dipublikasikan.
Mulyasa, E.
2008. Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Martinis, Yamin.
2007. Model Pembelajaran Konstruktivisme.
Bandung : Alfabeta.

Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual(Contextual Teaching
and Learning (CTL)). Jakarta : Depdiknas.
Rosidi, Imron. 2009. Menulis... Siapa
Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
Rusyana, Yus. 1997. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan. Bandung: Algensindo.
Santana
K, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Sugihastuti.
2002. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Suriamiharja,
Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Syamsuddin dan
Damaianti, Vismaia. 2010. Metode
Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda Karya.
Tarigan, H.G. 1997. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
TIM Dosen. 2011. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Akhir Penelitian Tindakan Kelas.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, FKIP, Universitas Galuh
Ciamis.
Yudibrata, Ice
Sutari Karna. 1990. Dasar-dasar Kemampuan
Menulis. Materi Pokok Perkuliahan Menulis. IKIP Bandung.
http://www.scribd.com/doc/29013517/30/Tabel-3-Penilaian-Keterampilan-Menulis-Teks-Berita
Haturnuhun
BalasHapus